Rabu, 04 Maret 2015

TRANPORTASI PADA ERA PERJANJIAN BARU



                                                                                               
TRANPORTASI PADA ERA PERJANJIAN BARU
            Tranportasi adalah perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ketempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakan oleh tenaga manusia, angin, dan hewan. Tarnportasi  digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Pada masa perjanjian baru tranportasi yang sering digunakan oleh jemaat, para rasul dan Yesus pada waktu itu adalah kapal, dan perahu. Ketiga tranportasi ini digunakan  ketika melalui jalur laut dan sungai. Sedangkan jalur darat yang digunakan untuk alat tranportasi pada waktu itu adalah hewan yaitu keledai, unta, dan kuda. Sarana tranportasi ini sangat membantu sekali bagi para pedagang pada zaman itu.  Sarana-sarana transportasi ini dipengaruhi oleh topograpi. Artinya, topograpi menentukan arah lalulintas di tanah-tanah yang ada di bumi sebagaimana  yang digambarkan oleh topograpi dalam Alkitab. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa sarana transportasi dimasa Perjanjian Baru.

Kapal
            Kapal menjadi transportasi yang sangat utama dan penting pada saat perjanjian baru. Terutama dalam perdagangan  yang digunakan oleh Aleksandria, dan pewartaan yang digunakan oleh Saulus dan Barnabas ke wilayah-wilayah pada waktu itu, (Lih.kis 13:4). Rasul paulus dan murid-muridnya sendiri kerap kali menggunakan kapal Aleksandria ini ketika hendak belayar untuk mewartakan sabda Allah. “disitu pewira kami menemukan sebuah kapal dari Aleksandria yang hendak belayar ke Italia. Ia memindahkan kami ke kapal itu,” (Kis 27:6).  Tiga bulan kemudian kami berangkat dari situ naik sebuah kapal dari Aleksandria yang selama musim dingin berlabuh di pulau itu. Kapal itu memakai lambang Dioskuri,” (Kis 28:11). Kapal sangat membantu para rasul ketika mewartakan kabar sukacita Tuhan ketempat-tempat  yang jauh dan melalui lautan yang luas. Meski pun kapal sangat membantu pewartaan pada waktu itu. kapal juga memiliki kelemahan dalam perjalanan untuk pewartaan. Kelemahan kapal adalah tidak bisa sampai ketempat tujuan dengan cepat, dan tergantung dengan keadaan alam, inilah yang dialami oleh para rasul. Bahkan pelayaran tersebut dapat  mengacam nyawa mereka sendiri, tetapi mereka tetap belayar, (Lih. Kis 27:10). Meskipun banyak tantangan yang dialami oleh paulus dan murid-muridnya mereka tetap belayar hingga sampai ketempat tujuan untuk mewartakan sabda Tuhan ( Yesus Kristus). “Kami naik ke sebuah kapal dari Adramitium yang akan berangkat ke pelabuhan-pelabuhan di sepanjang pantai Asia, lalu kami bertolak. Aristarkhus, seorang Makedonia dari Tesalonika, menyertai kami.” (Kis 27:7).

Perahu
            Perahu digunakan di sungai-sungai dan terusan-terusan di pedalaman, pada umumnya digunakan untuk mengangkut muatan kapal, dan hendak berpergian. Perahu-perahu yang digunaka nuntuk berpergian umumnya berukuran tidak terlalu besar, sehingga tidak bisa memuat banyak muatan. Bahan yang digunakan untuk membuat perahu adalah berkas-berkas buluh papirus, yang  diikat dengan rami atau papirus. Perahu yang terbuat dari papirus ini ringan dan cepat. Karena ringan dan cepat, perahu-perahu papirus ini kerap kali hanya digunaka nuntuk tranportasi pribadi dan bukan untuk mengangkut barang-barang yang bermuatan berat (barang dagangan).
            Perahu menjadi sarana transportasi yang baik untuk melalui sungai-sungai kecil. Selain itu perahu juga sangat membantu  para nelayan untuk mencari ikan. Sebelum menjadi murid Yesus, para murid Yesus  juga mengunakan perahu untuk berlayar ketika harus mencari ikan, (lih. Luk 5:3).” Tidak hanya bertolak begitu saja tetapi Yesus juga mewartakan sabda Bapa-Nya kepada semua orang. Selain itu perahu juga digunakan oleh Tuhan Yesus dan para murid sebagai sarana untuk menyeberang ke Betsaida (Mrk 6:45). Jadi perahu menjadi alat transportasi yang sudah umum dan populer digunakan oleh siapa pun pada waktu itu, termasuk Yesus sendiri dalam pewartaan-Nya ke daerah Dalmanuta, (Mar 8:10).



Keledai
            Keledai adalah hewan pokok untuk sarana pengangkutan dan tranportasi  umum yang paling populer. Keledai juga binatang  yang memiliki kaki yang sangat kuat. Karena memiliki kaki yang kuat maka keledai digunakan baik untuk mengangkut barang dagangan, bisa juga ditunggangi atau pun juga untuk membajak ladang. Tetapi pertama-tama keledai sering kali dipakai sebagai binatang beban dan tungganggan. Keledai menjadi binatang yang serbaguna. Keledai mampu mengadakan perjalanan di padang gurun karena ia terbiasa makan rumput  yang  kurus yang berduri dan sangat sulit di dapatkan. Keledai sering makan –makanan kasar yang ditolak oleh unta. Keledai sangat kuat memikul beban, dikatakan keledai mempunyai tulang punggung yang kuat sehingga mampu memikul beban yang berat sekalipun.
Di dalam Alkitab keledai kerap kali disebutkan. Baik orang yang kaya maupun yang miskin sudah memiliki dan menungganggi keledai. Rasul Paulus juga pernah menggunakan keledai sebagai tunggangan ketika ia hendak menemui wali negeri Felixs (Kis 23:24). Selain itu Yesus sendiri juga pernah menggunakan keledai sebagai tunggangan-Nya, ketika Ia disambut oleh orang-orang Yerusalem (Mrk 11:7). Jadi keledai sudah menjadi binatang tunggang dari Masa Perjanjian Lama hingga Masa Perjanjian Baru.

Unta
            Unta adalah binatang yang memesona, kuat dan tangguh. Inilah binatang gurun sejati. Unta dapat bertahan tidak minum selama 3-4 hari sampai satu minggu pada musim dingin bahkan sampai 2-3 minggu. Unta adalah binatang beban dan tungganggan serta digunakan pula dalam peperangan. pbUnta sangat membantu dalam perjalanan  yang menempuh padang  gurun. Pada masa Perjanjian baru unta memang sudah jarang digunakan lagi. Tetapi unta sering digunakan oleh Yesus untuk perbandingan. Bagi Yesus sulitnya orang yang hidup dalam kekayaan masuk dalam kerajan surga:” Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah" (Mrk 10:25; Mat 19:24).Unta juga biasa digunakan untuk perbandingan oleh Yesus dalam kecaman-Nya terhadap para pemimpin agama Yahudi. Mereka adalah pemimpin-pemimpin buta yang lebih memperhatikan peraturan-peraturan ibadat lahiriah, tetapi yang terpenting dalam Taurat diabaikan. (Mat 23:24) Hai kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan.
Kuda  
            Kuda adalah binatang yang gagah rupanya dan sangat kuat. Kuda juga digunakan secara luas oleh penduduk sipil, meskipun tidak mampu membawa banyak beban dan mahal harganya untuk dipilihara. Kuda tidak dianggap sebagai binatang beban dan hampir tidak pernah dipergunakan untuk pertanian. Namun kuda dijadikan sebagai binatang transportasi dan binatang yang menjadi tunggangan untuk  perang (lih.Kis 23:33). Kuda juga di gunakan untuk maksud-maksud kemiliteran, ini dengan tujuan untuk semakin memperkuat angkatan permiliteran serta untuk melindunggi diri dari para perampok dan orang jahat. Ketika sebuah kelompok militer  mempunyai kuda dalam jumlah yang banyak, maka kelompok militer tersebut dianggap kuat dan tangguh. Jika terjadi peperangan tidak jarang kuda ini dijadikan alat tunggangan untuk berperang. Kuda digunakan dengan tujuan untuk mendapatkan kemenangan, dengan kuda  yang  cepat dan tangkas seorang bisa mengalahkan lawannya dengan mudah. Selain itu kuda juga digunakan untuk menarik kereta, biasanya untuk menarik kereta  raja.
Data pustaka
Ensiklopedi Alkitab MasaKini. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OFM, 1995.
King Philip, J. dan Lawrence E. Stager. Kehidupan Orang Israel Alkitabiah. Jakarta: Gunung Mulia,     2010.
Keene Michael. Alkitab. Yogyakarta: kanisius, 2006.
Pareira Berthold Anton. Alkitab dan Ketanahannya.Yogyakarta: Kanisius, 2009.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar